Perbedaan aki kering dan aki basah terletak pada jenis elektrolit yang digunakan serta cara perawatannya. Dari segi ketahanan, banyak yang beranggapan bahwa aki kering lebih awet karena minim penguapan, tetapi benarkah demikian? Sebelum memilih aki yang tepat untuk kendaraan Anda, pahami lebih lanjut keunggulan dan kekurangan masing-masing jenis aki dalam ulasan berikut ini.

Perbedaan Aki Basah dan Kering

Aki kering dan basah memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan masing-masing, di mana semuanya berpengaruh terhadap performa kendaraan. Berikut perbedaan aki basah dan kering yang dilihat dari berbagai aspek:

1. Jenis Elektrolit yang di Dalamnya

Salah satu perbedaan mencolok antara aki kering dan aki basah terletak pada jenis elektrolit di dalamnya. Aki basah mengandung cairan elektrolit berupa air accu atau air zuur, yang berperan dalam menghantarkan listrik di dalam aki. Namun, cairan ini dapat berkurang seiring waktu, sehingga perlu diperiksa dan ditambah secara berkala agar performa tetap optimal.

Di sisi lain, aki kering mengandalkan n elektrolit berbentuk gel yang lebih stabil. Sifat gel ini membuat aki kering tidak memerlukan pengisian ulang, sehingga lebih praktis dan minim perawatan. Selain itu, karena tidak mengandung cairan yang mudah tumpah, aki kering lebih aman digunakan dan tidak berisiko menyebabkan korosi pada komponen kendaraan.

2. Aki Kering Lebih Mudah Dirawat

Aki kering sering disebut sebagai maintenance-free battery karena tidak memerlukan pengisian ulang cairan elektrolit. Kandungan gel elektrolit di dalamnya membuat tegangan lebih stabil tanpa risiko penurunan volume yang dapat memengaruhi performa.

Selain kemudahan perawatan, aki kering juga lebih unggul dalam hal keamanan. Saat proses pengisian daya, aki ini tidak menghasilkan gas hidrogen yang berpotensi berbahaya. Berbeda dengan aki basah yang membutuhkan area berventilasi baik untuk mencegah akumulasi gas, aki kering dapat dipakai dengan lebih aman tanpa kekhawatiran terhadap risiko tersebut.

3. Kapasitas Elektrolit (Volume Aki)

Aki basah memiliki volume cairan yang lebih banyak untuk mendukung proses reaksi kimia dalam menghasilkan energi listrik. Sementara itu, aki kering memiliki gel elektrolit dengan tekstur lebih padat, sehingga lebih stabil dan tidak mudah berkurang seiring waktu. Hal ini membuat aki kering lebih tahan lama dan minim perawatan dibandingkan aki basah.

4. Stabilitas Tegangan Aki

Aki kering dirancang dengan teknologi yang lebih canggih untuk menjaga tegangan tetap stabil. Hal ini disebabkan oleh elektrolitnya yang berbentuk gel dengan kepadatan lebih tinggi, sehingga voltase yang dihasilkan lebih konsisten. Sebaliknya, aki basah lebih rentan mengalami fluktuasi tegangan, terutama jika volume cairan elektrolitnya berkurang akibat penggunaan atau kurangnya perawatan rutin.

Stabilitas tegangan berperan penting dalam kinerja sistem kelistrikan kendaraan. Tegangan yang tidak terjaga dapat memicu berbagai masalah, mulai dari gangguan pada sistem pengapian, penurunan performa mesin, hingga potensi kerusakan pada komponen elektronik kendaraan.

5. Desain dan Struktur Kemasan

Jika Anda membeli aki dengan wadah transparan atau semi-transparan, kemungkinan besar itu adalah aki basah. Desain ini memungkinkan Anda untuk memantau volume cairan elektrolit dengan mudah. Selain itu, ciri khas lain dari aki basah adalah adanya lubang ventilasi di bagian atas, yang berfungsi untuk mengeluarkan gas selama proses pengisian daya.

Di sisi lain, aki kering memiliki kemasan yang lebih tertutup dan rapat. Wadahnya cenderung berwarna gelap dan tidak transparan karena tidak memerlukan pemantauan cairan elektrolit. Struktur yang lebih kokoh ini dirancang untuk meminimalkan risiko kebocoran dan korosi, menjadikannya pilihan yang lebih aman dan praktis.

6. Perbandingan Harga dan Investasi Jangka Panjang

Desain yang sederhana membuat aki basah lebih ekonomis dibanding aki kering. Namun, Anda juga perlu mempertimbangkan biaya perawatannya. Mengingat, aki basah lebih rentan mengalami kerusakan. Di sisi lain, aki kering memiliki harga awal yang lebih tinggi karena didukung oleh teknologi yang lebih modern. Meski begitu, dalam jangka panjang, aki kering bisa menjadi pilihan yang lebih efisien berkat masa pakainya yang lebih lama dan minimnya biaya tambahan untuk perawatan.

Baca Juga: Aki Kering Mobil SMT-Power: Solusi Baterai Tahan Lama dan Bebas Perawatan untuk Kendaraan Anda

Aki Basah atau Aki Kering, Mana yang Lebih Baik dan Awet?

Jika Anda bertanya, mana yang lebih baik, aki kering atau aki basah? Jawabannya bergantung pada anggaran yang Anda miliki. Namun, secara umum, banyak orang berpendapat bahwa aki kering lebih tahan lama dibandingkan aki basah.

Kemudian, semuanya akan kembali pada preferensi Anda sebagai pengguna kendaraan. Jika Anda mencari aki dengan perawatan yang minim dan masa pakai yang lebih panjang, aki kering bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, bila Anda ingin lebih hemat dan tidak keberatan melakukan perawatan rutin, aki basah tetap bisa menjadi opsi yang layak.

5 Cara Merawat Aki Basah dan Aki Kering

Meskipun aki kering dikenal lebih minim perawatan dibandingkan aki basah, keduanya tetap membutuhkan perhatian agar performanya tetap unggul. Inilah 5 cara perawatan aki yang bisa Anda lakukan:

1. Menjaga Kebersihan Aki

Debu dan kotoran yang menumpuk bisa mengganggu performa aki. Pada aki kering, pastikan bagian katup tetap bersih agar tidak tersumbat. Sedangkan untuk aki basah, bersihkan kutub (+) dan (-) dari kerak yang bisa menghambat aliran listrik.

2. Memanaskan Mesin dengan Benar

Menyalakan kendaraan secara rutin dapat mencegah aki kehilangan daya. Jika kendaraan jarang digunakan, panaskan mesin setidaknya 10–15 menit setiap beberapa hari sekali agar aki tetap terisi daya dan tidak mudah soak.

3. Mengecek Alternator dan Regulator

Alternator bertugas mengisi daya aki saat mesin menyala, sementara regulator mengontrol tegangan listrik. Jika salah satu komponen ini bermasalah, aki bisa cepat habis atau bahkan rusak. Periksa secara berkala untuk memastikan sistem pengisian daya bekerja dengan baik.

4. Menghindari Beban Berlebih

Menggunakan terlalu banyak perangkat elektronik seperti lampu tambahan atau audio berdaya besar bisa membuat aki cepat habis. Pastikan hanya menggunakan beban listrik sesuai dengan kapasitas aki agar tidak cepat drop.

5. Memeriksa Tegangan dan Arus Aki

Gunakan voltmeter untuk mengecek kondisi aki secara berkala. Tegangan normal aki mobil umumnya berkisar antara 12,4V–12,8V saat mesin mati. Jika tegangannya lebih rendah, berarti daya aki mulai melemah dan perlu segera diisi ulang.

6. Membersihkan Terminal Aki

Terminal aki yang kotor atau berkarat bisa menghambat aliran listrik. Bersihkan dengan sikat kawat dan olesi dengan petroleum jelly atau grease untuk mencegah oksidasi, sehingga koneksi listrik tetap optimal.

7. Melindungi Aki dari Panas dan Debu

Suhu yang terlalu panas dapat mempercepat penguapan cairan elektrolit pada aki basah dan merusak komponen aki kering. Usahakan kendaraan disimpan di tempat teduh dan hindari paparan debu berlebihan agar aki lebih awet.

8. Mengisi Daya Aki dengan Tepat

Jika aki mulai melemah, isi ulang daya dengan alat charger aki yang sesuai. Untuk aki basah, gunakan air aki yang tepat, bukan air biasa. Sedangkan pada aki kering, pastikan pengisian daya tidak berlebihan agar tidak merusak sel aki.

Demikian pembahasan mengenai perbedaan aki kering dan basah. Jika Anda mencari aki yang praktis dan tahan lama, SMT Power Battery dari Samoto dapat menjadi opsi terbaik bagi Anda.

Dengan teknologi bebas perawatan, Anda tidak perlu repot mengisi ulang air aki, sehingga lebih praktis untuk penggunaan sehari-hari. Daya tahannya yang tinggi dapat menjadi andalan untuk Anda menghadapi berbagai kondisi jalan dan cuaca.

Tak perlu khawatir soal kualitas, Aki Samoto juga dilengkapi dengan garansi 6 bulan. Sehingga, bila ada kerusakan, Anda bisa mendapatkan pengganti unit baru. Yuk, beralih ke aki kering produksi Samoto sekarang!

Search